kurasakan seperti ia menyelinap di dalam dada,
tak sejajar dengan berat tubuhku….
kemudin sesak menghimpit ruang udara,
lunglai dalam pusara. gerimis pun kembali menitis,
menorehkan butiran embun tak berasap
jatuh perlahan-lahan pada larik yang tak beratap.
kuhirup aroma kesunyian dalam diam,
siaga tanpa ku berkemas…
luruh ku mengendap dalam-dalam,
gerimis pun kembali menitis,
menyelami bait pesan tanpa nama
rangkaian tanya terucap sembilu….
pada salam yang tak terbalas,
pandangan hampa menari di pelupuk mata,
ketika hamparan lara menyapa di ubun-ubun malam.
(by ; vilma)